Hadits Bukhari 6726-6775 Bab Berpegang teguh terhadap kitab dan sunnah

Hadits Bukhari Bab Berpegang teguh terhadap kitab dan sunnah Nomor 6726 s/d 6775

Topik Hadits:

  1. Bab
    Bab

  2. Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam,
    Aku diutus dengan kalimat yang praktis penuh makna

  3. Mengikuti sunnah-sunnah
    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

  4. Hal yang dibenci dari banyak bertanya terhadap
    sesuatu yang tidak bermanfaat baginya

  5. Mencontoh perbuatan Rasulullah
    Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

  6. Berlebih-lebihan dalam memahami ilmu dan agama serta berselisih
    di dalamnya adalah perkara yang dibenci

  7. Dosa orang yang menempati suatu tempat
    dengan membuat kerusakan

  8. Pendapat yang tercela dan qiyas
    yang berlebih-lebihan

  9. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab saya tidak tahu
    atau diam ketika wahyu belum turun kepadanya

  10. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengajari
    umatnya berdasarkan wahyu

  11. Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,
    Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku

  12. Mengenai firman Allah, Atau Dia mencampurkan kepadamu golongan-golongan
    yang saling bertentangan

  13. Perumpamaan suatu hukum dengan sesuatu
    yang telah Allah jelaskan hukumnya

  14. Ijtihad seorang hakim dengan
    hukum yang telah Allah turunkan

  15. Sabda nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Sungguh kalian akan mengikuti
    jejak-jejak orang sebelum kalian

Bab Bab

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ الْحُمَيْدِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مِسْعَرٍ وَغَيْرِهِ عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ قَالَ
قَالَ رَجُلٌ مِنْ الْيَهُودِ لِعُمَرَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ لَوْ أَنَّ عَلَيْنَا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ
{ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمْ الْإِسْلَامَ دِينًا }
لَاتَّخَذْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ عِيدًا فَقَالَ عُمَرُ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيَّ يَوْمٍ نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ نَزَلَتْ يَوْمَ عَرَفَةَ فِي يَوْمِ جُمُعَةٍ
سَمِعَ سُفْيَانُ مِنْ مِسْعَرٍ وَمِسْعَرٌ قَيْسًا وَقَيْسٌ طَارِقًا

(BUKHARI – 6726) : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Zubair Al Humaidi telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Mis’ar dan lainnya dari Qais bin Muslim dari Thariq bin Syihab ia berkata, “Seorang laki-laki Yahudi berkata kepada Umar, “Wahai Amirul Mukminin, kalaulah ayat ini diturunkan kepada kami, yaitu ayat: ‘(Hari ini telah Aku sempurnakan untk kalian agama kalian, dan Aku semurkan bagi kalian Nikmat-Ku dan Aku ridhai Islam sebagai agama kalian) ‘ (Qs. Al Maidah: 2), niscaya telah kami jadikan hari itu sebagai hari raya.” Lantas Umar berkata, “Sungguh, aku tahu hari apa ayat itu diturunkan. Ayat itu diturunkan di hari Arafah pada hari jumat.” Sufyan mendengar dari Mis’ar, Mis’ar mendengar dari Qais, dan Qais mendengar dari Thariq.

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّهُ سَمِعَ عُمَرَ
الْغَدَ حِينَ بَايَعَ الْمُسْلِمُونَ أَبَا بَكْرٍ وَاسْتَوَى عَلَى مِنْبَرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَشَهَّدَ قَبْلَ أَبِي بَكْرٍ فَقَالَ أَمَّا بَعْدُ فَاخْتَارَ اللَّهُ لِرَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي عِنْدَهُ عَلَى الَّذِي عِنْدَكُمْ وَهَذَا الْكِتَابُ الَّذِي هَدَى اللَّهُ بِهِ رَسُولَكُمْ فَخُذُوا بِهِ تَهْتَدُوا وَإِنَّمَا هَدَى اللَّهُ بِهِ رَسُولَهُ

(BUKHARI – 6727) : Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Uqail dari Ibn Syihab telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik, ia mendengar Umar sehari setelah kewafatan Nabi, ketika kaum muslimin berbaiat kepada Abu Bakar dan berdiri di atas mimbar Rasulullah , Umar memberi kesaksian sebelum Abu Bakar seraya berkata, “Amma ba’du. Allah memilih untuk Rasul-Nya apa yang berada di sisi-Nya, untuk mengatasi apa yang berada di sisi kalian, dan kitab inilah yang dengannya Allah memberi petunjuk kepada rasul kalian, maka ambillah sebagai petunjuk, niscaya kalian mendapatkan petunjuk, hanyasanya dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk (hidayah) rasul-Nya.”

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ عَنْ خَالِدٍ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
ضَمَّنِي إِلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الْكِتَابَ

(BUKHARI – 6728) : Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail telah menceritakan kepada kami Wuhaib dari Khalid dari Ikrimah dari Ibn Abbas ia berkata, “Nabi pernah mendekapku sambil berdoa: “Ya Allah, ajarkanlah padanya al kitab (al Quran).”

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَبَّاحٍ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ قَالَ سَمِعْتُ عَوْفًا أَنَّ أَبَا الْمِنْهَالِ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا بَرْزَةَ قَالَ
إِنَّ اللَّهَ يُغْنِيكُمْ أَوْ نَعَشَكُمْ بِالْإِسْلَامِ وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ وَقَعَ هَاهُنَا يُغْنِيكُمْ وَإِنَّمَا هُوَ نَعَشَكُمْ يُنْظَرُ فِي أَصْلِ كِتَابِ الِاعْتِصَامِ

(BUKHARI – 6729) : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Sabah telah menceritakan kepada kami Mu’tamir berkata, aku mendengar Auf, bahwa Abul Minhal menceritakan kepadanya, ia mendengar Abu Barzah berkata, “Sesungguhnya Allah telah mengkayakan atau meninggikan derajat kalian dengan Islam dan dengan Muhammad .” Abu Abdullah berkata, “Di sini tertulis ‘Allah mengkayakan kalian’, padahal dengan redaksi ‘Hanyasanya ketinggian derajat kalian’, ini bisa dilihat dalam asli kitab yang berjudul al-I’tisham (karangan Imam Bukhari lainnya).”

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ
كَتَبَ إِلَى عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ مَرْوَانَ يُبَايِعُهُ وَأُقِرُّ لَكَ بِذَلِكَ بِالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ عَلَى سُنَّةِ اللَّهِ وَسُنَّةِ رَسُولِهِ فِيمَا اسْتَطَعْتُ

(BUKHARI – 6730) : Telah menceritakan kepada kami Ismail telah menceritakan kepadaku Malik dari Abdullah bin Dinar, bahwa Abdullah bin Umar berkirim surat kepada Abdul Malik bin Marwan sebagai pernyataan baiat terhadapnya, isinya, ‘Aku berikrar terhadapmu atas yang demikian dengan mendengar dan taat, di atas sunnah Allah dan sunnah rasul-Nya semaksimal kemampuanku’.”

Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam, Aku diutus dengan kalimat yang praktis penuh makna

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بُعِثْتُ بِجَوَامِعِ الْكَلِمِ وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ وَبَيْنَا أَنَا نَائِمٌ رَأَيْتُنِي أُتِيتُ بِمَفَاتِيحِ خَزَائِنِ الْأَرْضِ فَوُضِعَتْ فِي يَدِي قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ فَقَدْ ذَهَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْتُمْ تَلْغَثُونَهَا أَوْ تَرْغَثُونَهَا أَوْ كَلِمَةً تُشْبِهُهَا

(BUKHARI – 6731) : Telah menceritakan kepada kami Abdul ‘Aziz bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa’d dari Ibn Syihab dari Sa’id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda: “Aku diutus dengan kalimat singkat yang padat makna, dan aku ditolong dengan rasa takut yang dihunjamkan dalam dada musuh-musuhku, dan ketika aku tidur, aku bermimpi diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi lantas diletakkan di tanganku, ” Abu Hurairah berkata, ‘Rasulullah pergi (wafat) sedang kalian telah menikmati limpahan kekayaan itu -atau menghisap perbendaharaan bumi itu-atau kalimat-kalimat yang semisal.”

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ الْأَنْبِيَاءِ نَبِيٌّ إِلَّا أُعْطِيَ مِنْ الْآيَاتِ مَا مِثْلُهُ أُومِنَ أَوْ آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَرُ وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُ إِلَيَّ فَأَرْجُو أَنِّي أَكْثَرُهُمْ تَابِعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

(BUKHARI – 6732) : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul ‘Aziz bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Sa’id dari ayahnya dari Abu Hurairah dari Nabi , beliau bersabda: “Tidak seorang nabi pun kecuali ia diberi beberapa mukjizat yang tak bisa diserupai oleh apapun sehingga manusia mengimaninya -atau dengan redaksi ‘sehingga manusia dijadikan beriman’-, namun yang diberikan kepadaku hanyalah berupa wahyu yang Allah wahyukan kepadaku, maka aku berharap menjadi manusia yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat.”

Mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَبَّاسٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ وَاصِلٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ جَلَسْتُ إِلَى شَيْبَةَ
فِي هَذَا الْمَسْجِدِ قَالَ جَلَسَ إِلَيَّ عُمَرُ فِي مَجْلِسِكَ هَذَا فَقَالَ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ لَا أَدَعَ فِيهَا صَفْرَاءَ وَلَا بَيْضَاءَ إِلَّا قَسَمْتُهَا بَيْنَ الْمُسْلِمِينَ قُلْتُ مَا أَنْتَ بِفَاعِلٍ قَالَ لِمَ قُلْتُ لَمْ يَفْعَلْهُ صَاحِبَاكَ قَالَ هُمَا الْمَرْءَانِ يُقْتَدَى بِهِمَا

(BUKHARI – 6733) : Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Abbas telah menceritakan kepada kami Abdurrahman telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Washil dari Abu Wail berkata, “Aku duduk mendekati Syaibah di masjid ini, ia katakan, “Dan Umar pernah duduk kepadaku di majlismu lantas berkata, “Sungguh aku berkeinginan tidak meninggalkan yang kuning tidak pula yang putih, selain kubagikan di antara muslimin.” Maka aku katakan kepadanya, “Engkau tak bakalan bisa melakukannya.” Umar pun berkata, “Mengapa!” Aku jawab, “Sebab kedua sahabatmu (Rasulullah dan Abu Bakar) belum pernah melakukannya.” Lantas ia berkata, “Keduanya adalah manusia yang menjadi keteladanan.”

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ سَأَلْتُ الْأَعْمَشَ فَقَالَ عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ سَمِعْتُ حُذَيْفَةَ يَقُولُ
حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الْأَمَانَةَ نَزَلَتْ مِنْ السَّمَاءِ فِي جَذْرِ قُلُوبِ الرِّجَالِ وَنَزَلَ الْقُرْآنُ فَقَرَءُوا الْقُرْآنَ وَعَلِمُوا مِنْ السُّنَّةِ

(BUKHARI – 6734) : Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Sufyan ia berkata; aku bertanya kepada Al A’masy, dan ia berkata dari Zaid bin Wahb aku mendengar Hudzaifah berkata, telah menceritakan kepada kami Rasulullah , bahwa amanat turun dari langit di relung hati laki-laki, dan alquran turun lantas mereka baca alquran dan tahu assunnah.”

حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ مُرَّةَ سَمِعْتُ مُرَّةَ الْهَمْدَانِيَّ يَقُولُ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ
إِنَّ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَ
{ إِنَّ مَا تُوعَدُونَ لَآتٍ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ }

(BUKHARI – 6735) : Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas telah menceritakan kepada kami Syu’bah telah mengabarkan kepada kami Amru bin Murrah, aku mendengar Murrah Al Hamdani berkata, Abdullah berkata, “Sebaik-baik pembicaraan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad , dan seburuk-buruk perbuatan adalah perkara baru, ” kemudian beliau mengutip ayat: ‘(Apa yang dijanjikan untuk kalian pasti akan datang) ‘ (Qs. Al an’aam: 134).

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا الزُّهْرِيُّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَزَيْدِ بْنِ خَالِدٍ قَالَ
كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَقْضِيَنَّ بَيْنَكُمَا بِكِتَابِ اللَّهِ

(BUKHARI – 6736) : Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami Az Zuhri dari Ubaidullah dari Abu Hurairah dan Zaid bin Khalid ia berkata, “Pernah kami di sisi Nabi , lantas beliau bersabda: “Sungguh, aku akan putuskan kalian berdua dengan kitabullah.”

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ حَدَّثَنَا هِلَالُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

(BUKHARI – 6737) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan telah menceritakan kepada kami Fulaih telah menceritakan kepada kami Hilal bin Ali dari ‘Atha bin Yasar dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda: “Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, ” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?” Nabi menjawab: “Siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang membangkang aku berarti ia enggan.”

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبَادَةَ أَخْبَرَنَا يَزِيدُ حَدَّثَنَا سَلِيمُ بْنُ حَيَّانَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مِينَاءَ حَدَّثَنَا أَوْ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ
جَاءَتْ مَلَائِكَةٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ نَائِمٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ إِنَّهُ نَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ إِنَّ الْعَيْنَ نَائِمَةٌ وَالْقَلْبَ يَقْظَانُ فَقَالُوا إِنَّ لِصَاحِبِكُمْ هَذَا مَثَلًا فَاضْرِبُوا لَهُ مَثَلًا فَقَالَ بَعْضُهُمْ إِنَّهُ نَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ إِنَّ الْعَيْنَ نَائِمَةٌ وَالْقَلْبَ يَقْظَانُ فَقَالُوا مَثَلُهُ كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى دَارًا وَجَعَلَ فِيهَا مَأْدُبَةً وَبَعَثَ دَاعِيًا فَمَنْ أَجَابَ الدَّاعِيَ دَخَلَ الدَّارَ وَأَكَلَ مِنْ الْمَأْدُبَةِ وَمَنْ لَمْ يُجِبْ الدَّاعِيَ لَمْ يَدْخُلْ الدَّارَ وَلَمْ يَأْكُلْ مِنْ الْمَأْدُبَةِ فَقَالُوا أَوِّلُوهَا لَهُ يَفْقَهْهَا فَقَالَ بَعْضُهُمْ إِنَّهُ نَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ إِنَّ الْعَيْنَ نَائِمَةٌ وَالْقَلْبَ يَقْظَانُ فَقَالُوا فَالدَّارُ الْجَنَّةُ وَالدَّاعِي مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَنْ أَطَاعَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ عَصَى مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرْقٌ بَيْنَ النَّاسِ
تَابَعَهُ قُتَيْبَةُ عَنْ لَيْثٍ عَنْ خَالِدٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ عَنْ جَابِرٍ خَرَجَ عَلَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

(BUKHARI – 6738) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ubadah Telah mengabarkan kepada kami Yazid telah menceritakan kepada kami Salim bin Hayyan dan ia memujinya, telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Mina’ telah menceritakan kepada kami, atau aku mendengar Jabir bin ‘Abdullah berkata, “Malaikat datang kepada nabi yang ketika itu sedang tidur, lantas sebagian malaikat berkata “Dia sedang tidur!” Sedang sebagian mengatakan “Mata dia tidur, namun hatinya selalu terjaga.” Lantas mereka katakan, “Sesungguhnya sahabat kalian ini adalah perumpamaan, maka buatlah perumpamaan baginya.” Lantas sebagian berkata, “Dia sedang tidur!” Sebagian lagi mengatakan, “Mata dia tidur, namun hatinya selalu terjaga.” Lantas mereka katakan, “Perumpaman dia bagaikan seseorang yang membangun rumah, dan mengisi rumahnya dengan hidangan, lantas mengutus seorang juru undang, maka barangsiapa memenuhi undangan si pengundang, ia masuk rumah dan menyantap hidangan, sebaliknya barangsiapa tidak memenuhi sang pengundang, ia tak bakalan masuk rumah dan tidak pula menyantap hidangan.” Para malaikat berkata, “Tolong takwilkanlah perumpaan itu agar dia paham.” Lantas sebagian mengatakan “Sesungguhnya ia sedang tidur!” Sebagian lagi berkata, “Mata bolehlah tidur namun hatinya selalu terjaga.” Lantas mereka katakan, “Rumah itu adalah surga, dan Sang pengundang adalah Muhammad , artinya barangsiapa menaati Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, berarti ia menaati Allah, dan barangsiapa membangkang Muhammad telah membangkang Allah.” Hadits ini diperkuat oleh Qutaibah dari Al Laits dari Khalid dari Sa’id bin Abu Hilal dari Jabir, ‘Nabi menemui kami.”

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ
يَا مَعْشَرَ الْقُرَّاءِ اسْتَقِيمُوا فَقَدْ سَبَقْتُمْ سَبْقًا بَعِيدًا فَإِنْ أَخَذْتُمْ يَمِينًا وَشِمَالًا لَقَدْ ضَلَلْتُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا

(BUKHARI – 6739) : Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Al A’masy dari Ibrahim dari Hammam dari Khudzaifah berkata, “Wahai ahli alquran, bersikap istiqamahlah kalian, dengan demikian kalian telah menjadi pemenang yang jauh, sebaliknya jika kalian oleng kanan kiri, kalian telah sesat sesesat-sesatnya.”

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا مَثَلِي وَمَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَتَى قَوْمًا فَقَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي رَأَيْتُ الْجَيْشَ بِعَيْنَيَّ وَإِنِّي أَنَا النَّذِيرُ الْعُرْيَانُ فَالنَّجَاءَ فَأَطَاعَهُ طَائِفَةٌ مِنْ قَوْمِهِ فَأَدْلَجُوا فَانْطَلَقُوا عَلَى مَهَلِهِمْ فَنَجَوْا وَكَذَّبَتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ فَأَصْبَحُوا مَكَانَهُمْ فَصَبَّحَهُمْ الْجَيْشُ فَأَهْلَكَهُمْ وَاجْتَاحَهُمْ فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ أَطَاعَنِي فَاتَّبَعَ مَا جِئْتُ بِهِ وَمَثَلُ مَنْ عَصَانِي وَكَذَّبَ بِمَا جِئْتُ بِهِ مِنْ الْحَقِّ

(BUKHARI – 6740) : Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa dari Nabi , beliau bersabda: “Perumpamaanku dan perumpamaan risalah yang kubawa adalah bagaikan seseorang yang mendatangi sebuah kaum, lantas ia katakan, ‘Hai kaum, aku telah melihat sebuah pasukan dengan kedua mataku, dan aku adalah pemberi peringatan orang yang telanjang, maka selamatkanlah kalian, selamatkanlah kalian.’ Lantas sebagian kelompok kaumnya mentaatinya sehingga mereka meneruskan perjalanan sehingga selamat, namun sebagian lain mendustakan dan tetap berada di tempatnya hingga pasukan menyerangnya mereka di pagi buta dan menyandera mereka, itulah perumpamaan orang yang mentaatiku dan mengikuti risalah yang kubawa, dan perumpaman orang yang membangkangku dan mendustakan kebenaran yang kubawa.”

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
لَمَّا تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ بَعْدَهُ وَكَفَرَ مَنْ كَفَرَ مِنْ الْعَرَبِ قَالَ عُمَرُ لِأَبِي بَكْرٍ كَيْفَ تُقَاتِلُ النَّاسَ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَمَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ إِلَّا بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ فَقَالَ وَاللَّهِ لَأُقَاتِلَنَّ مَنْ فَرَّقَ بَيْنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ فَإِنَّ الزَّكَاةَ حَقُّ الْمَالِ وَاللَّهِ لَوْ مَنَعُونِي عِقَالًا كَانُوا يُؤَدُّونَهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَاتَلْتُهُمْ عَلَى مَنْعِهِ
فَقَالَ عُمَرُ فَوَاللَّهِ مَا هُوَ إِلَّا أَنْ رَأَيْتُ اللَّهَ قَدْ شَرَحَ صَدْرَ أَبِي بَكْرٍ لِلْقِتَالِ فَعَرَفْتُ أَنَّهُ الْحَقُّ قَالَ ابْنُ بُكَيْرٍ وَعَبْدُ اللَّهِ عَنْ اللَّيْثِ عَنَاقًا وَهُوَ أَصَحُّ

(BUKHARI – 6741) : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Laits dari Uqail dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah dari Abu Hurairah berkata, “Tatkala Rasululah wafat dan Abu Bakar diangkat menjadi khalifah sesudahnya, serta beberapa orang Arab kembali kafir, Umar berujar kepada Abu Bakar, “Bagaimana engkau memerangi manusia padahal Rasulullah telah bersabda ‘Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan Laa-ilaaha-illallah, barangsiapa mengucapkan Laa-ilaaha ilallah, berarti ia telah menjaga darah dan jiwanya dariku kecuali karena alasan yang dibenarkan, dan hisabnya ada pada Allah, ‘ Lantas Abu Bakar berkata, “Demi Allah, sungguh akan aku perangi siapa saja yang memisahkan antara shalat dan zakat, sesungguhnya zakat adalah hak harta, demi Allah, kalaulah mereka mencegahku dari membayar unta yang pernah mereka bayarkan kepada Rasulullah , niscaya kuperangi karena mencegahnya.” Lantas Umar berkata, “Demi Allah, tiba-tiba tak ada pendapat lain selain aku melihat bahwa Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk memerangi, aku sadar bahwa dia adalah benar.” Ibn Bukair dan Abdullah menyebutkan dari Al Laits dengan redaksi ‘inaaq Bukan `iqaal, sekalipun maknanya sama, unta, dan ini lebih shahih.”

حَدَّثَنِي إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
قَدِمَ عُيَيْنَةُ بْنُ حِصْنِ بْنِ حُذَيْفَةَ بْنِ بَدْرٍ فَنَزَلَ عَلَى ابْنِ أَخِيهِ الْحُرِّ بْنِ قَيْسِ بْنِ حِصْنٍ وَكَانَ مِنْ النَّفَرِ الَّذِينَ يُدْنِيهِمْ عُمَرُ وَكَانَ الْقُرَّاءُ أَصْحَابَ مَجْلِسِ عُمَرَ وَمُشَاوَرَتِهِ كُهُولًا كَانُوا أَوْ شُبَّانًا فَقَالَ عُيَيْنَةُ لِابْنِ أَخِيهِ يَا ابْنَ أَخِي هَلْ لَكَ وَجْهٌ عِنْدَ هَذَا الْأَمِيرِ فَتَسْتَأْذِنَ لِي عَلَيْهِ قَالَ سَأَسْتَأْذِنُ لَكَ عَلَيْهِ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَاسْتَأْذَنَ لِعُيَيْنَةَ فَلَمَّا دَخَلَ قَالَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ وَاللَّهِ مَا تُعْطِينَا الْجَزْلَ وَمَا تَحْكُمُ بَيْنَنَا بِالْعَدْلِ فَغَضِبَ عُمَرُ حَتَّى هَمَّ بِأَنْ يَقَعَ بِهِ فَقَالَ الْحُرُّ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
{ خُذْ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنْ الْجَاهِلِينَ }
وَإِنَّ هَذَا مِنْ الْجَاهِلِينَ فَوَاللَّهِ مَا جَاوَزَهَا عُمَرُ حِينَ تَلَاهَا عَلَيْهِ وَكَانَ وَقَّافًا عِنْدَ كِتَابِ اللَّهِ

(BUKHARI – 6742) : Telah menceritakan kepadaku Ismail telah menceritakan kepadaku Ibn Wahb dari Yunus dari Ibn Syihab telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah, bahwa Abdullah bin Abbas radliallahu ‘anhuma berkata, “Uyainah bin Hishn bin Khudaifah bin Badr datang dan singgah menemui anak saudaranya (keponakannya), Al Hurr bin Qais bin Hishn, dan dia termasuk sekian di antara sekelompok orang yang selalu didekati oleh Umar, qurra` (ahli baca alquran), dan selalu mengikuti majlis Umar dan musyawarah-musyarahnya, baik yang berusia dewasa atau muda. Kemudian ‘Uyainah berkata kepada keponakannya, ‘Wahai keponakanku, apakah engkau mempunyai kedekatan dengan amir ini sehingga bisa memintakannya ijin untukku sehingga aku bisa menemuinya? Al Hurr bin Qais lalu menjawab, “Baik, aku akan memintakannya ijin untukmu.” Ibn Abbas berkata, “Lantas Al Hurr bin Qais meminta ijin untuk ‘Uyainah. Tatkala Uyainah sudah menemui Umar, ia berkata “Wahai Ibnul khattab, demi Allah, engkau belum memberi pemberian yang banyak kepada kami, dan belum juga engkau berbuat adil diantara kami.” Spontan Umar marah hingga ia ingin menghukumnya. Namun Uyainah mengatakan, “Bebaskan aku dari hukumanmu wahai amirul mukminin, sebab Allah berfirman kepada nabi firman -Nya: ‘(Maafkanlah, lakukanlah yang ma’ruf dan berpalinglah dari orang-orang jahil’ (Qs. Al A’raf 199), dan hukuman ini di antara kelakuan orang-orang bodoh. Demi Allah, maka Umar tidak jadi melakukan hukumannya ketika Uyainah membacakan kepadanya, Umar adalah orang yang selalu memegang teguh Kitabullah.”

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ الْمُنْذِرِ عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّهَا قَالَتْ
أَتَيْتُ عَائِشَةَ حِينَ خَسَفَتْ الشَّمْسُ وَالنَّاسُ قِيَامٌ وَهِيَ قَائِمَةٌ تُصَلِّي فَقُلْتُ مَا لِلنَّاسِ فَأَشَارَتْ بِيَدِهَا نَحْوَ السَّمَاءِ فَقَالَتْ سُبْحَانَ اللَّهِ فَقُلْتُ آيَةٌ قَالَتْ بِرَأْسِهَا أَنْ نَعَمْ فَلَمَّا انْصَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ مَا مِنْ شَيْءٍ لَمْ أَرَهُ إِلَّا وَقَدْ رَأَيْتُهُ فِي مَقَامِي هَذَا حَتَّى الْجَنَّةَ وَالنَّارَ وَأُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِي الْقُبُورِ قَرِيبًا مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ أَوْ الْمُسْلِمُ لَا أَدْرِي أَيَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ فَيَقُولُ مُحَمَّدٌ جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ فَأَجَبْنَاهُ وَآمَنَّا فَيُقَالُ نَمْ صَالِحًا عَلِمْنَا أَنَّكَ مُوقِنٌ وَأَمَّا الْمُنَافِقُ أَوْ الْمُرْتَابُ لَا أَدْرِي أَيَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ

(BUKHARI – 6743) : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Hisyam bin Urwah dari Fatimah binti Al Mundzir dari Asma’ binti Abu Bakar radliallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku mendatangi ‘Aisyah ketika gerhana matahari, orang-orang tengah shalat dan ia sendiri juga shalat. Aku pun bertanya, “Mengapa orang-orang melakukan shalat?” Lantas Aisyah mengisyaratkan dengan tangannya ke arah langit dan mengucapkan subhaanallah. Aku tanyakan, “Gerhanakah?” ia menjawab dengan mengisyaratkan kepalanya ‘benar’. Tatkala Rasulullah selesai shalat, maka beliau memuja dan memuji Allah kemudian bersabda: “Tidak ada sesuatu yang belum pernah kulihat, selain telah kulihat di tempat berdiriku ini sekarang, hingga surga dan neraka. Dan telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan mendapat ujian di alam kubur yang berdekatan dengan fitnah Dajjal. Adapun orang mukmin atau muslim -aku tidak tahu kepastian redaksinya, mana dari keduanya yang diucapkan Asma-, akan berkata, ‘Muhammad telah datang kepada kami dengan membawa bukti-bukti yang terang dan kami memenuhi ajakannya dan kami beriman, hingga terdengar suara ‘Tidurlah engkau dengan nyenyak, kami tahu bahwa engkau adalah orang yang yakin.’ Adapun orang munafik atau ragu-ragu -Aku tidak tahu mana yang diucapkan Asama- akan mengatakan ‘Aku tidak tahu, aku hanya mendengar orang-orang berkata sesuatu, lalu aku menirunya’.”

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ دَعُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِسُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ

(BUKHARI – 6744) : Telah menceritakan kepada kami Ismail Telah menceritakan kepadaku Malik dari Abu Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah dari Nabi , beliau bersabda: “Biarkanlah apa yang aku tinggalkan untuk kalian, hanyasanya orang-orang sebelum kalian binasa karena mereka gemar bertanya dan menyelisihi nabi mereka, jika aku melarang kalian dari sesuatu maka jauhilah, dan apabila aku perintahkan kalian dengan sesuatu maka kerjakanlah semampu kalian.”

Hal yang dibenci dari banyak bertanya terhadap sesuatu yang tidak bermanfaat baginya

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ الْمُقْرِئُ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ حَدَّثَنِي عُقَيْلٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ عَنْ أَبِيهِ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَعْظَمَ الْمُسْلِمِينَ جُرْمًا مَنْ سَأَلَ عَنْ شَيْءٍ لَمْ يُحَرَّمْ فَحُرِّمَ مِنْ أَجْلِ مَسْأَلَتِهِ

(BUKHARI – 6745) : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yazid Al Muqri’ Telah menceritakan kepadaku Said telah menceritakan kepadaku Uqail dari Ibnu Syihab dari ‘Amir bin Sa’id bin Abu Waqash dari Bapaknya bahwa Nabi , beliau berkata: “Kaum muslimin yang paling besar dosanya adalah yang bertanya tentang sesuatu, lantas sesuatu tersebut diharamkan karena pertanyaannya, padahal sebelumnya tidak diharamkan.”

حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ سَمِعْتُ أَبَا النَّضْرِ يُحَدِّثُ عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّخَذَ حُجْرَةً فِي الْمَسْجِدِ مِنْ حَصِيرٍ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا لَيَالِيَ حَتَّى اجْتَمَعَ إِلَيْهِ نَاسٌ ثُمَّ فَقَدُوا صَوْتَهُ لَيْلَةً فَظَنُّوا أَنَّهُ قَدْ نَامَ فَجَعَلَ بَعْضُهُمْ يَتَنَحْنَحُ لِيَخْرُجَ إِلَيْهِمْ فَقَالَ مَا زَالَ بِكُمْ الَّذِي رَأَيْتُ مِنْ صَنِيعِكُمْ حَتَّى خَشِيتُ أَنْ يُكْتَبَ عَلَيْكُمْ وَلَوْ كُتِبَ عَلَيْكُمْ مَا قُمْتُمْ بِهِ فَصَلُّوا أَيُّهَا النَّاسُ فِي بُيُوتِكُمْ فَإِنَّ أَفْضَلَ صَلَاةِ الْمَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا الصَّلَاةَ الْمَكْتُوبَةَ

(BUKHARI – 6746) : Telah menceritakan kepada kami Ishaq telah mengabarkan kepada kami ‘Affan telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepada kami Musa bin Uqbah aku mendengar Abu Nadlr menceritakan dari Busr bin sa’id dari Zaid bin Tsabit, bahwa Nabi pernah mengambil kamar di masjid dari tikar, lantas Rasulullah shalat di sana beberapa malam hingga beberapa sahabat berkumpul kepadanya, lalu disuatu malam mereka tidak mendengar suara beliau hingga mereka menyangka bahwa beliau tertidur. Sebagian sahabat lalu pura-pura batuk agar Nabi muncul menemui mereka, maka beliau pun bersabda: “Masih saja aku lihat kalian melakukan perbuatan kalian itu (shalat malam), hingga aku khawatir bahwa itu akan diwajibkan atas kalian, padahal jika diwajibkan atas kalian, niscaya kalian tak bisa melakukannya. Shalatlah hai manusia di rumah kalian, sebab seutama-utama shalat seseorang adalah di rumahnya selain shalat wajib.”

حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَشْيَاءَ كَرِهَهَا فَلَمَّا أَكْثَرُوا عَلَيْهِ الْمَسْأَلَةَ غَضِبَ وَقَالَ سَلُونِي فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَبِي قَالَ أَبُوكَ حُذَافَةُ ثُمَّ قَامَ آخَرُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَبِي فَقَالَ أَبُوكَ سَالِمٌ مَوْلَى شَيْبَةَ فَلَمَّا رَأَى عُمَرُ مَا بِوَجْهِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْغَضَبِ قَالَ إِنَّا نَتُوبُ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

(BUKHARI – 6747) : Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Musa telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid bin Abu Burdah dari Abu Burdah dari Abu Musa Al Asy’ari berkata, “Rasulullah pernah ditanya tentang beberapa perkara yang tidak beliau sukai, tatkala mereka memperbanyak pertanyaan, maka beliau marah dan mengatakan: “Bertanyalah kalian kepadaku.” Lantas ada seseorang berdiri dan bertanya, ‘Ya Rasulullah, Siapa ayahku? ‘ Rasulullah menjawab: “Ayahmu Hudzafah.” Kemudian ada laki-laki lain berdiri dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa ayahku? ‘ Rasulullah menjawab: “Ayahmu Salim, budak Syaibah.” Dikala Umar melihat apa yang terjadi pada wajah Rasulullah karena marah, Umar berkata, “Kami bertaubat kepada Allah .”

حَدَّثَنَا مُوسَى حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ عَنْ وَرَّادٍ كَاتِبِ الْمُغِيرَةِ قَالَ كَتَبَ مُعَاوِيَةُ إِلَى الْمُغِيرَةِ
اكْتُبْ إِلَيَّ مَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَتَبَ إِلَيْهِ إِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ وَكَتَبَ إِلَيْهِ إِنَّهُ كَانَ يَنْهَى عَنْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةِ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةِ الْمَالِ وَكَانَ يَنْهَى عَنْ عُقُوقِ الْأُمَّهَاتِ وَوَأْدِ الْبَنَاتِ وَمَنْعٍ وَهَاتِ

(BUKHARI – 6748) : Telah menceritakan kepada kami Musa telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah telah menceritakan kepada kami Abdul Malik dari Warrad juru tulis Mughirah, berkata, “Mu’awiyah berkirim surat kepada Mughirah, ‘Tolong tulislah kepadaku segala yang kau dengar dari Rasulullah ! Lantas Mughirah menulis ‘Nabiyullah sehabis shalat selalu memanjatkan doa: LAA-ILAAHA ILLALLAAH, WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA ‘ALAA KULLI SYAI`IN QADIIR, ALLAAHUMMA LAA MAANI’A LIMAA A’THAITA WALAA MU’THIYA LIMAA MANA’TA WALAA YANFA’U DZAL JADDI MINKAL JADDU (Tiada sesembahan yang hak selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Milik-Nya lah segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tiada yang menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau cegah, dan tidak bermanfaat kekayaan, dari-Mulah segala kekayaan) ‘. Dan Mughirah menulis, “Beliau melarang mengatakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya dan menghambur-hamburkan harta. Beliau juga melarang mendurhakai ibu, mengubur hidup-hidup anak perempuan serta menghalangi orang lain memperoleh kemanfaatan.”

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ
كُنَّا عِنْدَ عُمَرَ فَقَالَ نُهِينَا عَنْ التَّكَلُّفِ

(BUKHARI – 6749) : Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Tsabit dari Anas berkata, “Pernah kami di sisi Umar dan beliau berkata, “Kami dilarang mengada-ada.”

حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ ح و حَدَّثَنِي مَحْمُودٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ حِينَ زَاغَتْ الشَّمْسُ فَصَلَّى الظُّهْرَ فَلَمَّا سَلَّمَ قَامَ عَلَى الْمِنْبَرِ فَذَكَرَ السَّاعَةَ وَذَكَرَ أَنَّ بَيْنَ يَدَيْهَا أُمُورًا عِظَامًا ثُمَّ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَسْأَلَ عَنْ شَيْءٍ فَلْيَسْأَلْ عَنْهُ فَوَاللَّهِ لَا تَسْأَلُونِي عَنْ شَيْءٍ إِلَّا أَخْبَرْتُكُمْ بِهِ مَا دُمْتُ فِي مَقَامِي هَذَا قَالَ أَنَسٌ فَأَكْثَرَ النَّاسُ الْبُكَاءَ وَأَكْثَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقُولَ سَلُونِي فَقَالَ أَنَسٌ فَقَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ فَقَالَ أَيْنَ مَدْخَلِي يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ النَّارُ فَقَامَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حُذَافَةَ فَقَالَ مَنْ أَبِي يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَبُوكَ حُذَافَةُ قَالَ ثُمَّ أَكْثَرَ أَنْ يَقُولَ سَلُونِي سَلُونِي فَبَرَكَ عُمَرُ عَلَى رُكْبَتَيْهِ فَقَالَ رَضِينَا بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَسُولًا قَالَ فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَالَ عُمَرُ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ عُرِضَتْ عَلَيَّ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ آنِفًا فِي عُرْضِ هَذَا الْحَائِطِ وَأَنَا أُصَلِّي فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ فِي الْخَيْرِ وَالشَّرِّ

(BUKHARI – 6750) : Telah menceritakan kepada kami Abul Yaman Telah mengabarkan kepada kami Syu’aib dari Az Zuhri. (dalam jalur lain disebutkan) telah menceritakan kepadaku Mahmud telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq Telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berangkat ketika matahari telah miring, lalu beliau shalat zhuhur, selesai salam beliau berdiri di atas mimbar dan mengingatkan kiamat, beliau ceritakan bahwa menjelang kiamat terjadi peristiwa-peristiwa besar, kemudian berkata: “Siapa yang ingin bertanya sesuatu, silahkan! Demi Allah, tidaklah kalian bertanya kepadaku tentang sesuatu, selain kuberitakan kepada kalian selama aku masih berada di tempatku ini.” Anas berkata, “Lantas Orang-orang menangis terisak-isak dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memperbanyak bertanya: “Bertanyalah kalian kepadaku!” Anas melanjutkan, “Lantas ada seseorang berdiri menuju beliau dan bertanya, “Dimanakah tempat tinggalku ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Kamu di neraka.” Lantas Abdullah bin Khudzaifah berdiri dan bertanya, “Siapa ayahku ya Rasulullah?” Nabi menjawab: “Ayahmu Hudzaifah.” Anas melanjutkan perkataannya, “Nabi memperbanyak bertanya: “Bertanyalah kalian kepadaku, bertanyalah kalian kepadaku.” Lantas Umar meletakkan kedua lututnya dan berkata, ‘Kami ridla Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai Rasul.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas terdiam ketika Umar mengucapkan yang demikian. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, tadi telah diperlihatkan kepadaku surga dan neraka dibalik tembok ini ketika aku shalat, dan belum pernah kulihat kebaikan dan keburukan seperti hari ini.”

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ أَخْبَرَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنِي مُوسَى بْنُ أَنَسٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ
قَالَ رَجُلٌ يَا نَبِيَّ اللَّهِ مَنْ أَبِي قَالَ أَبُوكَ فُلَانٌ وَنَزَلَتْ
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ }
الْآيَةَ

(BUKHARI – 6751) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdurrahim Telah mengabarkan kepada kami Rauh bin Ubadah telah menceritakan kepada kami Syu’bah telah mengabarkan kepadaku Musa bin Anas berkata, “Aku mendengar Anas bin Malik berkata, “Seseorang bertanya ‘Wahai nabiyullah, siapa ayahku?” Rasul menjawab: “Ayahmu si A.” Lantas turunlah ayat: ‘(Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian bertanya tentang sesuatu…). (Qs. Al Maidah: 101)

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ صَبَّاحٍ حَدَّثَنَا شَبَابَةُ حَدَّثَنَا وَرْقَاءُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَنْ يَبْرَحَ النَّاسُ يَتَسَاءَلُونَ حَتَّى يَقُولُوا هَذَا اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَمَنْ خَلَقَ اللَّهَ

(BUKHARI – 6752) : Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Shabbah telah menceritakan kepada kami Syababah telah menceritakan kepada kami Warqa’ dari Abdullah bin Abdurrahman aku mendengar Anas bin Malik berkata, “Rasulullah bersabda: “Manusia tidak henti-hentinya bertanya hingga saling bertanya ‘Allah adalah pencipta segala sesuatu, lantas siapa yang menciptakan Allah? ‘

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدِ بْنِ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَرْثٍ بِالْمَدِينَةِ وَهُوَ يَتَوَكَّأُ عَلَى عَسِيبٍ فَمَرَّ بِنَفَرٍ مِنْ الْيَهُودِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ سَلُوهُ عَنْ الرُّوحِ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَا تَسْأَلُوهُ لَا يُسْمِعُكُمْ مَا تَكْرَهُونَ فَقَامُوا إِلَيْهِ فَقَالُوا يَا أَبَا الْقَاسِمِ حَدِّثْنَا عَنْ الرُّوحِ فَقَامَ سَاعَةً يَنْظُرُ فَعَرَفْتُ أَنَّهُ يُوحَى إِلَيْهِ فَتَأَخَّرْتُ عَنْهُ حَتَّى صَعِدَ الْوَحْيُ ثُمَّ قَالَ
{ وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ الرُّوحِ قُلْ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي }

(BUKHARI – 6753) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ubaid bin Maimun telah menceritakan kepada kami ‘Isa bin Yunus dari Al A’masy dari Ibrahim dari ‘Alqamah dari Ibn Mas’ud rahiyallahu’anhu berkata, “Pernah aku bersama nabi di sebuah kebun Madinah sedang beliau menyandarkan punggung, lantas beberapa orang Yahudi lewat, dan sebagian mereka mengatakan ‘Coba tanyailah dia tentang roh! ‘ Sebagian berkata ‘Jangan kalian tanyai dia tentang itu, sebab yang kalian benci tidak bisa memperdengarkan kepada kalian.’ Namun sebagian mereka berdiri dan bertanya “Wahai Abul Qasim, beritahukanlah kami tentang roh! ‘ Lantas beliau berdiri beberapa saat mengamat-amati, maka aku tahu bahwa beliau sedang menerima wahyu, maka aku berusaha menyingkir dari beliau, hingga wahyu terangkat, kemudian beliau bersabda mengutip ayat: ‘(Mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakanlah bahwa roh itu urusan Rabbiku) ‘ (Qs. Al Israa`: 85).

Mencontoh perbuatan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
اتَّخَذَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ فَاتَّخَذَ النَّاسُ خَوَاتِيمَ مِنْ ذَهَبٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي اتَّخَذْتُ خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ فَنَبَذَهُ وَقَالَ إِنِّي لَنْ أَلْبَسَهُ أَبَدًا فَنَبَذَ النَّاسُ خَوَاتِيمَهُمْ

(BUKHARI – 6754) : Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abdullah bin Dinar dari Ibn Umar radliallahu ‘anhuma, ia berkata, “Nabi memakai cincin emas, lantas para sahabat juga membuat cincin emas, maka Nabi bersabda: “Sungguh, aku dahulu memang memakai cincin emas, ” lantas beliau membuangnya dan bersabda: “Sekali-kali aku tidak bakalan memakainya lagi, ” maka para sahabat juga membuang cincin mereka.”

Berlebih-lebihan dalam memahami ilmu dan agama serta berselisih di dalamnya adalah perkara yang dibenci

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا هِشَامٌ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُوَاصِلُوا قَالُوا إِنَّكَ تُوَاصِلُ قَالَ إِنِّي لَسْتُ مِثْلَكُمْ إِنِّي أَبِيتُ يُطْعِمُنِي رَبِّي وَيَسْقِينِي فَلَمْ يَنْتَهُوا عَنْ الْوِصَالِ قَالَ فَوَاصَلَ بِهِمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَيْنِ أَوْ لَيْلَتَيْنِ ثُمَّ رَأَوْا الْهِلَالَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ تَأَخَّرَ الْهِلَالُ لَزِدْتُكُمْ كَالْمُنَكِّلِ لَهُمْ

(BUKHARI – 6755) : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Hisyam telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah mengatakan, “Nabi bersabda: “Jangan kalian berpuasa wishal!” Para sahabat menyatakan protesnya “Namun anda sendiri berpuasa wishal!” Nabi menjawab: “Aku tidak seperti kalian, Tuhanku selalu memberiku makan dan minum.” Namun para sahabat tidak juga menghentikan wishalnya.” Abu Hurairah melanjutkan, “Maka Rasulullah terus melakukan wishal bersama mereka dua hari atau dua malam, kemudian para sahabat melihat hilal (bulan sabit). Lantas Nabi bersabda: “Kalaulah bulan sabit ini terlambat, niscaya aku tambah puasa wishalnya, ” seolah-olah beliau ingin menghukum mereka.”

حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ التَّيْمِيُّ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ خَطَبَنَا عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَلَى مِنْبَرٍ مِنْ آجُرٍّ وَعَلَيْهِ سَيْفٌ فِيهِ صَحِيفَةٌ مُعَلَّقَةٌ فَقَالَ وَاللَّهِ مَا عِنْدَنَا مِنْ كِتَابٍ يُقْرَأُ إِلَّا كِتَابُ اللَّهِ وَمَا فِي هَذِهِ الصَّحِيفَةِ فَنَشَرَهَا فَإِذَا فِيهَا أَسْنَانُ الْإِبِلِ وَإِذَا فِيهَا الْمَدِينَةُ حَرَمٌ مِنْ عَيْرٍ إِلَى كَذَا فَمَنْ أَحْدَثَ فِيهَا حَدَثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ لَا يَقْبَلُ اللَّهُ مِنْهُ صَرْفًا وَلَا عَدْلًا وَإِذَا فِيهِ ذِمَّةُ الْمُسْلِمِينَ وَاحِدَةٌ يَسْعَى بِهَا أَدْنَاهُمْ فَمَنْ أَخْفَرَ مُسْلِمًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ لَا يَقْبَلُ اللَّهُ مِنْهُ صَرْفًا وَلَا عَدْلًا وَإِذَا فِيهَا مَنْ وَالَى قَوْمًا بِغَيْرِ إِذْنِ مَوَالِيهِ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ لَا يَقْبَلُ اللَّهُ مِنْهُ صَرْفًا وَلَا عَدْلًا

(BUKHARI – 6756) : Telah menceritakan kepada kami ‘Umar bin Hafs bin Ghiyats telah menceritakan kepada kami Ayahku telah menceritakan kepada kami Al A’masy Telah menceritakan kepadaku Ibrahim At Taimi Telah menceritakan kepadaku Ayahku mengatakan, ” Ali radliallahu ‘anhu berpidato kepada kami di atas mimbar dari batu bata yang dipanggang yang di atasnya tergeletak pedang berisikan lembaran catatan yang menggantung. Lantas Ali berkata, “Demi Allah, kami tidak mempunyai kitab suci yang dibaca selain Kitabullah dan apa yang terdapat dalam lembaran catatan ini.” Lantas Ali membukanya, ternyata isinya gigi-gigi unta dan ternyata isinya ada pernyataan, “Kota Madinah adalah haram semenjak ‘Air (gunung di Madinah) hingga sini, maka barangsiapa melakukan keonaran (pelanggaran) di sana, maka baginya laknat Allah, laknat malaikat dan manusia secara keseluruhan, Allah tidak menerima amalannya, baik yang wajib maupun yang sunnah, dan dalam lembaran catatan itu ada pernyataan ‘Barangsiapa bersekutu kepada suatu kaum tanpa seijin sekutu sebelumnya, maka baginya laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia, Allah tidak menerima amalannya, baik yang wajib maupun yang sunnah.”

حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا مُسْلِمٌ عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا
صَنَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا تَرَخَّصَ فِيهِ وَتَنَزَّهَ عَنْهُ قَوْمٌ فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ مَا بَالُ أَقْوَامٍ يَتَنَزَّهُونَ عَنْ الشَّيْءِ أَصْنَعُهُ فَوَاللَّهِ إِنِّي أَعْلَمُهُمْ بِاللَّهِ وَأَشَدُّهُمْ لَهُ خَشْيَةً

(BUKHARI – 6757) : Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafs telah menceritakan kepada kami Ayahku telah mencerikan kepadaku Al A’masy telah menceritakan kepada kami Muslim dari Masruq berkata, ” Aisyah radliallahu ‘anha berkata, “Nabi membuat sesuatu yang diperbolehkan bagi beliau, namun ada beberapa sahabat yang mengingkarinya (tidak mau menyantapnya). Berita itu kemudian sampai kepada nabi , beliau kemudian memuja dan memuji Allah, lantas berkata: “Apa alasan mereka itu menyingkiri sesuatu yang aku buat, demi Allah, aku adalah manusia yang paling mengenal Allah dan paling takut kepada-Nya.”

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ أَخْبَرَنَا نَافِعُ بْنُ عُمَرَ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ قَالَ
كَادَ الْخَيِّرَانِ أَنْ يَهْلِكَا أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ لَمَّا قَدِمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفْدُ بَنِي تَمِيمٍ أَشَارَ أَحَدُهُمَا بِالْأَقْرَعِ بْنِ حَابِسٍ التَّمِيمِيِّ الْحَنْظَلِيِّ أَخِي بَنِي مُجَاشِعٍ وَأَشَارَ الْآخَرُ بِغَيْرِهِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ لِعُمَرَ إِنَّمَا أَرَدْتَ خِلَافِي فَقَالَ عُمَرُ مَا أَرَدْتُ خِلَافَكَ فَارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُهُمَا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزَلَتْ
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ إِلَى قَوْلِهِ عَظِيمٌ }
قَالَ ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ قَالَ ابْنُ الزُّبَيْرِ فَكَانَ عُمَرُ بَعْدُ وَلَمْ يَذْكُرْ ذَلِكَ عَنْ أَبِيهِ يَعْنِي أَبَا بَكْرٍ إِذَا حَدَّثَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحَدِيثٍ حَدَّثَهُ كَأَخِي السِّرَارِ لَمْ يُسْمِعْهُ حَتَّى يَسْتَفْهِمَهُ

(BUKHARI – 6758) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil telah mengabarkan kepada kami Waki’ telah mengabarkan kepada kami Nafi’ bin Umar dari Ibn Abu Mulaikah berkata, “Hampir saja dua orang pilihan, Abu Bakar dan Umar, binasa tatkala utusan Bani Tamim menemui Nabi , salah satu diantara dua sahabat pilihan itu menunjuk Aqra’ bin Habis At Tamimi Al Hanzhali, saudara Bani Mujasyi’, sedang lainnya menunjuk lainnya. Maka Abu Bakar berkata kepada Umar, ‘Kamu inginnya menyelisihiku saja!” Umar mengelak seraya mengatakan, “Aku sama sekali tak berniat menyelisihimu! Suara keduanya terus semakin gaduh di sisi Nabi , sehingga turunlah ayat: ‘(Wahai orang-orang yang beriman, jangan kalian meninggikan suara kalian diatas suara Nabi) ‘ (Qs. Al Hujurat: 2-3). Ibnu Abu Mulaikah berkata, ” Ibnu Zubair berkata, “Di kemudian hari Umar -dan ia tidak menyebutkan dari kakeknya maksudnya Abu bakar- jika mengajak bicara dengan nabi dengan suatu pembicaraan seperti orang yang mengadakan pembicaraan rahasia, tidak sampai terdengar orang lain hingga betul-betul ia memahaminya.”

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِي مَرَضِهِ مُرُوا أَبَا بَكْرٍ يُصَلِّي بِالنَّاسِ قَالَتْ عَائِشَةُ قُلْتُ إِنَّ أَبَا بَكْرٍ إِذَا قَامَ فِي مَقَامِكَ لَمْ يُسْمِعْ النَّاسَ مِنْ الْبُكَاءِ فَمُرْ عُمَرَ فَلْيُصَلِّ لِلنَّاسِ فَقَالَ مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ فَقَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ لِحَفْصَةَ قُولِي إِنَّ أَبَا بَكْرٍ إِذَا قَامَ فِي مَقَامِكَ لَمْ يُسْمِعْ النَّاسَ مِنْ الْبُكَاءِ فَمُرْ عُمَرَ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ فَفَعَلَتْ حَفْصَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكُنَّ لَأَنْتُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ لِلنَّاسِ فَقَالَتْ حَفْصَةُ لِعَائِشَةَ مَا كُنْتُ لِأُصِيبَ مِنْكِ خَيْرًا

(BUKHARI – 6759) : Telah menceritakan kepada kami Ismail telah menceritakan kepadaku Malik dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari ‘Aisyah Ummul Mukminin, Rasulullah bersabda ketika sakitnya: “Suruhlah Abu bakar untuk mengimami orang-orang.” ‘Aisyah berkata, “Aku katakan, ‘Abu Bakar jika menggantimu, ia tidak bisa membaca bacaan secara keras hingga terdengar makmum karena suka menangis, suruh saja Umar untuk mengimami orang-orang! Namun Nabi tetap berkata: “Suruhlah Abu Bakar untuk mengimami orang-orang! Aisyah katakan, “Karenanya aku sarankan kepada Hafsah ‘Tolong sampaikan kepada nabi, ‘Abu Bakar jika menggantikanmu, ia tidak bisa membaca dengan keras sehingga terdengar makmum karena suka menangis, suruh saja Umar untuk mengimami orang-orang! ‘ Hafshah kontan mengerjakan saran Aisyah. Lantas Rasulullah bersabda: “Kalian ini seperti saudara-saudara Yusuf saja (yang gemar berkomplot), suruh Abu bakar untuk mengimami orang-orang!” Maka Hafshah berkata kepada Aisyah, “Ternyata aku tidak memperoleh kebaikan dari saranmu.”

حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي ذِئْبٍ حَدَّثَنَا الزُّهْرِيُّ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ
جَاءَ عُوَيْمِرٌ الْعَجْلَانِيُّ إِلَى عَاصِمِ بْنِ عَدِيٍّ فَقَالَ أَرَأَيْتَ رَجُلًا وَجَدَ مَعَ امْرَأَتِهِ رَجُلًا فَيَقْتُلُهُ أَتَقْتُلُونَهُ بِهِ سَلْ لِي يَا عَاصِمُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ فَكَرِهَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَسَائِلَ وَعَابَهَا فَرَجَعَ عَاصِمٌ فَأَخْبَرَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَرِهَ الْمَسَائِلَ فَقَالَ عُوَيْمِرٌ وَاللَّهِ لَآتِيَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَ وَقَدْ أَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى الْقُرْآنَ خَلْفَ عَاصِمٍ فَقَالَ لَهُ قَدْ أَنْزَلَ اللَّهُ فِيكُمْ قُرْآنًا فَدَعَا بِهِمَا فَتَقَدَّمَا فَتَلَاعَنَا ثُمَّ قَالَ عُوَيْمِرٌ كَذَبْتُ عَلَيْهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَمْسَكْتُهَا فَفَارَقَهَا وَلَمْ يَأْمُرْهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِفِرَاقِهَا فَجَرَتْ السُّنَّةُ فِي الْمُتَلَاعِنَيْنِ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْظُرُوهَا فَإِنْ جَاءَتْ بِهِ أَحْمَرَ قَصِيرًا مِثْلَ وَحَرَةٍ فَلَا أُرَاهُ إِلَّا قَدْ كَذَبَ وَإِنْ جَاءَتْ بِهِ أَسْحَمَ أَعْيَنَ ذَا أَلْيَتَيْنِ فَلَا أَحْسِبُ إِلَّا قَدْ صَدَقَ عَلَيْهَا فَجَاءَتْ بِهِ عَلَى الْأَمْرِ الْمَكْرُوهِ

(BUKHARI – 6760) : Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdurrahman bin Abu Dzi’b telah memberitakan kepada kami Az Zuhri dari Sahl bin Sa’d as Sa’idi berkata, “Uwaimir Al ‘Ajlani datang kepada ‘Ashim bin Adi dan berkata, ‘Bagaimana pendapatmu jika seorang laki-laki menemukan isterinya bersama laki-laki lain, lantas si suami membunuh laki-laki itu, apakah kalian lantas membunuh si suami karena pembunuhannya? Tolong tanyakan kepada Rasulullah untukku wahai Ashim!” Lantas ‘Ashim bertanya Nabi . Rupanya nabi tidak menyukai banyak tanya dan bahkan mencelanya. ‘Ashim pun pulang dan mengabarkan kepadanya bahwa nabi tidak menyukai banyak tanya. Spontan ‘Uwaimir berkata, ‘Sungguh akan kudatangi Nabi ! ‘ Uwaimir datang, sedang Allah ta’ala telah menurunkan alquran di belakang ‘Ashim. Nabi terus berkata: “Allah telah menurunkan alquran di tengah-tengah kalian.” Lantas Rasul memanggil suami-isteri itu. Keduanya hadir dan saling meli’an. Kemudian Uwaimir berkata, ‘Berarti kau dusta terhadap isteriku ya Rasulullah, jika aku terus mempertahankannya. Nabi pun langsung memisahkan si wanita dan tidak menyuruh si suami untuk memisahkan, dan pemisahan ini menjadi sunnah (pedoman) bagi suami-isteri yang saling meli’an. Kemudian Nabi bersabda “Tolong cermatilah bayinya, jika si wanita melahirkan bayi yang merah dan pendek, seperti tokek, maka aku tak berpendapat selain Uwaimir telah bohong, namun jika si wanita melahirkan bayi yang matanya hitam kelam yang mempunyai dua pantat, maka aku tak berpendpat selain Uwaimir telah jujur sehingga si wanita yang keliru.” Di kemudian hari si wanita melahirkan bayi yang ciri-cirinya sangat disanksikan (sangat tidak menyerupai ayahnya).”

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ حَدَّثَنِي عُقَيْلٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي مَالِكُ بْنُ أَوْسٍ النَّصْرِيُّ وَكَانَ مُحَمَّدُ بْنُ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ ذَكَرَ لِي
ذِكْرًا مِنْ ذَلِكَ فَدَخَلْتُ عَلَى مَالِكٍ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ انْطَلَقْتُ حَتَّى أَدْخُلَ عَلَى عُمَرَ أَتَاهُ حَاجِبُهُ يَرْفَا فَقَالَ هَلْ لَكَ فِي عُثْمَانَ وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ وَالزُّبَيْرِ وَسَعْدٍ يَسْتَأْذِنُونَ قَالَ نَعَمْ فَدَخَلُوا فَسَلَّمُوا وَجَلَسُوا فَقَالَ هَلْ لَكَ فِي عَلِيٍّ وَعَبَّاسٍ فَأَذِنَ لَهُمَا قَالَ الْعَبَّاسُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ اقْضِ بَيْنِي وَبَيْنَ الظَّالِمِ اسْتَبَّا فَقَالَ الرَّهْطُ عُثْمَانُ وَأَصْحَابُهُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ اقْضِ بَيْنَهُمَا وَأَرِحْ أَحَدَهُمَا مِنْ الْآخَرِ فَقَالَ اتَّئِدُوا أَنْشُدُكُمْ بِاللَّهِ الَّذِي بِإِذْنِهِ تَقُومُ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ هَلْ تَعْلَمُونَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ يُرِيدُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَفْسَهُ
قَالَ الرَّهْطُ قَدْ قَالَ ذَلِكَ فَأَقْبَلَ عُمَرُ عَلَى عَلِيٍّ وَعَبَّاسٍ فَقَالَ أَنْشُدُكُمَا بِاللَّهِ هَلْ تَعْلَمَانِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ذَلِكَ قَالَا نَعَمْ قَالَ عُمَرُ فَإِنِّي مُحَدِّثُكُمْ عَنْ هَذَا الْأَمْرِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ خَصَّ رَسُولَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذَا الْمَالِ بِشَيْءٍ لَمْ يُعْطِهِ أَحَدًا غَيْرَهُ فَإِنَّ اللَّهَ يَقُولُ
{ مَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْهُمْ فَمَا أَوْجَفْتُمْ }
الْآيَةَ فَكَانَتْ هَذِهِ خَالِصَةً لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ وَاللَّهِ مَا احْتَازَهَا دُونَكُمْ وَلَا اسْتَأْثَرَ بِهَا عَلَيْكُمْ وَقَدْ أَعْطَاكُمُوهَا وَبَثَّهَا فِيكُمْ حَتَّى بَقِيَ مِنْهَا هَذَا الْمَالُ وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنْفِقُ عَلَى أَهْلِهِ نَفَقَةَ سَنَتِهِمْ مِنْ هَذَا الْمَالِ ثُمَّ يَأْخُذُ مَا بَقِيَ فَيَجْعَلُهُ مَجْعَلَ مَالِ اللَّهِ فَعَمِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِذَلِكَ حَيَاتَهُ أَنْشُدُكُمْ بِاللَّهِ هَلْ تَعْلَمُونَ ذَلِكَ فَقَالُوا نَعَمْ ثُمَّ قَالَ لِعَلِيٍّ وَعَبَّاسٍ أَنْشُدُكُمَا اللَّهَ هَلْ تَعْلَمَانِ ذَلِكَ قَالَا نَعَمْ ثُمَّ تَوَفَّى اللَّهُ نَبِيَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا وَلِيُّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَبَضَهَا أَبُو بَكْرٍ فَعَمِلَ فِيهَا بِمَا عَمِلَ فِيهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْتُمَا حِينَئِذٍ وَأَقْبَلَ عَلَى عَلِيٍّ وَعَبَّاسٍ تَزْعُمَانِ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ فِيهَا كَذَا وَاللَّهُ يَعْلَمُ أَنَّهُ فِيهَا صَادِقٌ بَارٌّ رَاشِدٌ تَابِعٌ لِلْحَقِّ ثُمَّ تَوَفَّى اللَّهُ أَبَا بَكْرٍ فَقُلْتُ أَنَا وَلِيُّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ فَقَبَضْتُهَا سَنَتَيْنِ أَعْمَلُ فِيهَا بِمَا عَمِلَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ ثُمَّ جِئْتُمَانِي وَكَلِمَتُكُمَا عَلَى كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ وَأَمْرُكُمَا جَمِيعٌ جِئْتَنِي تَسْأَلُنِي نَصِيبَكَ مِنْ ابْنِ أَخِيكِ وَأَتَانِي هَذَا يَسْأَلُنِي نَصِيبَ امْرَأَتِهِ مِنْ أَبِيهَا فَقُلْتُ إِنْ شِئْتُمَا دَفَعْتُهَا إِلَيْكُمَا عَلَى أَنَّ عَلَيْكُمَا عَهْدَ اللَّهِ وَمِيثَاقَهُ لَتَعْمَلَانِ فِيهَا بِمَا عَمِلَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِمَا عَمِلَ فِيهَا أَبُو بَكْرٍ وَبِمَا عَمِلْتُ فِيهَا مُنْذُ وَلِيتُهَا وَإِلَّا فَلَا تُكَلِّمَانِي فِيهَا فَقُلْتُمَا ادْفَعْهَا إِلَيْنَا بِذَلِكَ فَدَفَعْتُهَا إِلَيْكُمَا بِذَلِكَ أَنْشُدُكُمْ بِاللَّهِ هَلْ دَفَعْتُهَا إِلَيْهِمَا بِذَلِكَ قَالَ الرَّهْطُ نَعَمْ فَأَقْبَلَ عَلَى عَلِيٍّ وَعَبَّاسٍ فَقَالَ أَنْشُدُكُمَا بِاللَّهِ هَلْ دَفَعْتُهَا إِلَيْكُمَا بِذَلِكَ قَالَا نَعَمْ قَالَ أَفَتَلْتَمِسَانِ مِنِّي قَضَاءً غَيْرَ ذَلِكَ فَوَالَّذِي بِإِذْنِهِ تَقُومُ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ لَا أَقْضِي فِيهَا قَضَاءً غَيْرَ ذَلِكَ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ فَإِنْ عَجَزْتُمَا عَنْهَا فَادْفَعَاهَا إِلَيَّ فَأَنَا أَكْفِيكُمَاهَا

(BUKHARI – 6761) : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami Al Laits telah menceritakan kepadaku ‘Uqail dari Ibn Syihab berkata, telah mengabarkan kepadaku Malik bin Aus an Nashri, dan Muhammad bin Jubair bin Muth’im pernah mengingatkan aku tentang hal itu. AKu menemui Malik dan aku bertanya kepadanya.” Ia meneruskan, “Aku terus bertolak hingga kutemui Umar, kemudian penjaga rumahnya bertanya, “Apakah engkau berkenan memberi ijin Utsman, Abdurrahman bin Auf, Zubair, dan Sa’d untuk bertemu?” Umar menjawab, “Ya.” Mereka pun masuk, mengucapkan salam dan duduk. Si penjaga pintu bertanya lagi, “Apakah anda memberi ijin untuk Ali dan Abbas” Umar pun mengijinkan keduanya. Abbas kemudian bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, putuskanlah antara aku dan orang yang zhalim yang mencela.” Sekelompok orang yang di antaranya Utsman dan para sahabatnya kemudian berkata, “Wahai Amirul Mukminin, putuskanlah antara keduanya dan nyamankanlah salah satunya dari yang lain.” Umar menjawab, “Tolong kalian yang bijak, aku bersumpah atas kalian dengan nama Allah yang karena ijin-Nya langit dan bumi tegak. Tahukah kalian bahwa Rasulullah bersabda: ‘Kami tidak diwarisi, apa yang kami tinggalkan adalah sedekah (bukan warisan) ‘? Maka kumpulan sahabat tadi menjawab, “Memang beliau pernah bersabda yang demikian ini.” Umar lalu menemui Ali dan Abbas seraya berkata, “Aku bersumpah atas kalian dengan nama Allah, bukankah kalian berdua tahu bahwa Rasulullah pernah bersabda yang sedemikian tadi?” Keduanya menjawab, “Ya.” Umar lalu berkata, “Karenanya aku sekarang bicara kepada kalian tentang masalah (harta nabi). Sesungguhnya Allah mengkhususkan hanya untuk rasul-Nya dalam hal harta ini, suatu yang tak akan diberikan-Nya kepada seorang pun, sebab Allah berfirman: ‘(Apa yang Allah berikan kepada rasul-Nya dari para tawanan, yang kamu dapatkan dengan tanpa mengerahkan… dan seterusnya (Qs. Al Hasyr; 6), kesemuanya ini adalah khusus bagi Rasulullah . Kemudian demi Allah, beliau tidak memberikannya dan tidak pula menganugerahkanya secara khusus untuk kalian. Dahulu Rasul telah memberikannya kepada kalian dan membagikannya di tengah-tengah kalian, hingga harta ini masih tersisa. Dan Nabi memberi belanja tahunan kepada keluarganya dari harta ini, kemudian beliau tarik sisanya dan beliau jadikan sebagai harta Allah, dan begitulah beliau mengelola hartanya semasa hidupnya. Aku bersumpah atas kalian dengan nama Allah, bukankah kalian tahu terhadap itu semua? Mereka menjawab, “Ya.” Kemudian Umar berkata kepada Ali dan Abbas, “Aku bersumpah atas kalian dengan nama Allah, bukankah kalian berdua tahu tentang ini semua?” keduanya menjawab, “Ya.” Umar meneruskan bicaranya, “Kemudian Allah mewafatkan nabi-Nya , lantas Abu Bakar mengatakan aku adalah wali Rasulullah sehingga Abu Bakar mewenanginya dan mengelolanya sebagaimana Rasulullah mengelolanya, dan kamu ketika itu juga ada.” Lantas Umar menghadap Ali dan Abbas dengan mengatakan, “Kalian beranggapan bahwa Abu Bakar seperti ini dan seperti ini, padahal Allah tahu bahwa dia terhadap harta itu betul-betul jujur, baik, lurus, dan mengikuti kebenaran. Kemudian Allah mewafatkan Abu bakar, maka aku (Umar) katakan bahwa aku sekarang adalah wali Rasulullah dan juga wali Abu bakar, maka aku mewenangi harta itu dua tahun yang aku kelola sebagaimana Rasulullah dan Abu Bakar mengelola, lantas anehnya kalian berdua mendatangi aku sedang kalian kompak, sama-sama sepakat, kamu menemuiku untuk meminta bagianmu dari anak saudaramu (ucapan ini Umar tujukan kepada Abbas, sebab ia adalah paman Rasulullah), sedang si ini (maksudnya Ali) datang kepadaku memintaku bagian isterinya dari ayahnya (Ucapan ini Umar tujukan kepada Ali, sebab ia adalah menantu Rasulullah). Maka aku katakan, ‘Jikalah kalian berkenan, harta itu aku serahkan kepada kalian berdua, hanya kalian harus menerima resiko tanggung jawab dari janji Allah dan ikrar-Nya, yaitu agar kalian berdua mengelolanya sebagaimana Rasulullah mengelola, dan juga sebagaimana Abu Bakar mengelola, dan juga sebagaimana aku mengolala semenjak aku mewenanginya. Kalaulah kamu berdua tidak bisa, tolong jangan kalian berdua mengajakku bicara tentang harta itu, jangan kalian berdua berkata, ‘Serahkan harta itu kepada kami berdua’ lantas aku katakan, ‘kuserahkan kepadamu berdua’. Adapun sekarang, aku bersumpah kepada kalian dengan nama Allah, bukankah telah aku serahkan sekarang kepada keduanya?” Beberapa kumpulan sahabat yang hadir menjawab, “Benar, ” lantas Umar menghadap Ali dan Abbas seraya berkata, “Aku bersumpah atas kalian berdua (dengan nama Allah), bukankah telah aku serahkan kepada kalian berdua masalah harta itu?” Keduanya menjawab, “Benar.” Umar kemudian berkata, “Apakah kalian berdua mencari-cari keputusan selain itu setelah memperolehnya dariku? Demi Dzat yang karena seijin-Nya bumi dan langit menjadi tegak, selama-lamanya aku tidak akan memutuskan keputusan selain itu hingga kiamat tiba. Maka jika kalian berdua tidak mampu, serahkan saja kepadaku, sebab aku bisa mengganti kalian berdua.”

Dosa orang yang menempati suatu tempat dengan membuat kerusakan

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا عَاصِمٌ قَالَ قُلْتُ لِأَنَسٍ
أَحَرَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ نَعَمْ مَا بَيْنَ كَذَا إِلَى كَذَا لَا يُقْطَعُ شَجَرُهَا مَنْ أَحْدَثَ فِيهَا حَدَثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ قَالَ عَاصِمٌ فَأَخْبَرَنِي مُوسَى بْنُ أَنَسٍ أَنَّهُ قَالَ أَوْ آوَى مُحْدِثًا

(BUKHARI – 6762) : Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Wahid telah menceritakan kepada kami ‘Ashim berkata, “Aku bertanya kepada Anas, “Bukankah Rasulullah telah mengharamkan Madinah?” Ia menjawab, “Benar, yaitu antara ini hingga itu, demikian pula tidak dibenarkan pohonnya ditebang, barangsiapa mengada-adakan keonaran (pelanggaran) di sana, maka baginya laknat Allah, malaikat dan semua manusia.” ‘Ashim berkata, “Musa bin Anas mengabarkan kepadaku, bahwa beliau mengatakan: “Atau melindungi orang yang berbuat salah.”

Pendapat yang tercela dan qiyas yang berlebih-lebihan

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ تَلِيدٍ حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ شُرَيْحٍ وَغَيْرُهُ عَنْ أَبِي الْأَسْوَدِ عَنْ عُرْوَةَ قَالَ حَجَّ عَلَيْنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ
سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْزِعُ الْعِلْمَ بَعْدَ أَنْ أَعْطَاكُمُوهُ انْتِزَاعًا وَلَكِنْ يَنْتَزِعُهُ مِنْهُمْ مَعَ قَبْضِ الْعُلَمَاءِ بِعِلْمِهِمْ فَيَبْقَى نَاسٌ جُهَّالٌ يُسْتَفْتَوْنَ فَيُفْتُونَ بِرَأْيِهِمْ فَيُضِلُّونَ وَيَضِلُّونَ فَحَدَّثْتُ بِهِ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ إِنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو حَجَّ بَعْدُ فَقَالَتْ يَا ابْنَ أُخْتِي انْطَلِقْ إِلَى عَبْدِ اللَّهِ فَاسْتَثْبِتْ لِي مِنْهُ الَّذِي حَدَّثْتَنِي عَنْهُ فَجِئْتُهُ فَسَأَلْتُهُ فَحَدَّثَنِي بِهِ كَنَحْوِ مَا حَدَّثَنِي فَأَتَيْتُ عَائِشَةَ فَأَخْبَرْتُهَا فَعَجِبَتْ فَقَالَتْ وَاللَّهِ لَقَدْ حَفِظَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو

(BUKHARI – 6763) : Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Talid telah menceritakan kepadaku Ibn Wahb telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Syuraikh dan lainnya dari Abul Aswad dari ‘Urwah berkata, ” Abdullah bin Amru mendatangi kami dan kudengar ia berkata, ‘Aku mendengar Nabi bersabda: “Allah tidak mencabut ilmu setelah Ia berikan kepada kalian secara spontanitas (sekaligus), namun Allah mencabutnya dari mereka dengan cara mewafatkan para ‘ulama yang sekaligus tercabut keilmuan mereka, sehingga yang tinggal hanyalah manusia-manusia bodoh, mereka dimintai fatwa, lalu mereka memberikan fatwa berdasarkan logika mereka sendiri, mereka sesat dan juga menyesatkan.” Hadits ini kemudian aku ceritakan kepada ‘Aisyah, isteri nabi , Ketika Abdullah bin Amru berhaji, ‘Aisyah berkata, “Wahai anak saudaraku, tolong temuilah Abdullah dan carilah kepastian (riwayat) darinya sebagaimana riwayat engkau ambil darinya. Aku pun mendatangi Abdullah dan aku tanyakan kepadanya. Abdullah kemudian menceritakan kepadaku dengannya seperti yang ia ceritakan kepadaku, lalu kudatangi ‘Aisyah dan aku kabarkan kepadanya. Ia pun terkagum-kagum dan berkata “Demi Allah, ‘Abdullah bin ‘Amru memang betul-betul hafal.”

حَدَّثَنَا عَبْدَانُ أَخْبَرَنَا أَبُو حَمْزَةَ سَمِعْتُ الْأَعْمَشَ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا وَائِلٍ هَلْ شَهِدْتَ صِفِّينَ قَالَ نَعَمْ فَسَمِعْتُ سَهْلَ بْنَ حُنَيْفٍ يَقُولُ ح و حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ قَالَ سَهْلُ بْنُ حُنَيْفٍ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّهِمُوا رَأْيَكُمْ عَلَى دِينِكُمْ لَقَدْ رَأَيْتُنِي يَوْمَ أَبِي جَنْدَلٍ وَلَوْ أَسْتَطِيعُ أَنْ أَرُدَّ أَمْرَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ لَرَدَدْتُهُ وَمَا وَضَعْنَا سُيُوفَنَا عَلَى عَوَاتِقِنَا إِلَى أَمْرٍ يُفْظِعُنَا إِلَّا أَسْهَلْنَ بِنَا إِلَى أَمْرٍ نَعْرِفُهُ غَيْرَ هَذَا الْأَمْرِ قَالَ وَقَالَ أَبُو وَائِلٍ شَهِدْتُ صِفِّينَ وَبِئْسَتْ صِفُّونَ

(BUKHARI – 6764) : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdan telah mengabarkan kepada kami Abu Hamzah aku mendengar Al A’masy ia berkata, “Aku mendengar Abu Wail berkata, “Apakah engkau menyaksikan perang Shiffin?” Ia menjawab, “Ya. Aku mendengar Sahl bin Hunaif berkata.” (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari Al A’masy dari Abu Wail ia berkata; Sahl bin Hunaif berkata, “Wahai manusia, telitilah logika kalian terhadap agama kalian, sebab ketika hari-hari Abu jandal disiksa, aku berpendapat kalaulah bisa akan kutolak perintah Rasulullah , dan tidak akan kami letakkan pedang kami yang berada di atas pundak kami karena suatu hal yang menjadikan hati kami sangat miris, hanya pendapat kami –alhamdullillah-memudahkan kami menerima sesuatu yang akhirnya bisa kami sadari, yang sangat berlawanan dengan kejadian yang ada.” Al A’masy berkata, “Abu Wail berkata, “Aku pernah menyaksikan perang Shiffin, dan alangkah buruk tragedi perang shiffin.”

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab saya tidak tahu atau diam ketika wahyu belum turun kepadanya

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ الْمُنْكَدِرِ يَقُولُ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ
مَرِضْتُ فَجَاءَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُنِي وَأَبُو بَكْرٍ وَهُمَا مَاشِيَانِ فَأَتَانِي وَقَدْ أُغْمِيَ عَلَيَّ فَتَوَضَّأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَبَّ وَضُوءَهُ عَلَيَّ فَأَفَقْتُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَرُبَّمَا قَالَ سُفْيَانُ فَقُلْتُ أَيْ رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ أَقْضِي فِي مَالِي كَيْفَ أَصْنَعُ فِي مَالِي قَالَ فَمَا أَجَابَنِي بِشَيْءٍ حَتَّى نَزَلَتْ آيَةُ الْمِيرَاثِ

(BUKHARI – 6765) : Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Sufyan berkata, aku mendengar Ibnul Munakdir berkata, aku mendengar Jabir bin Abdullah mengatakan, “Saat aku sakit Rasulullah dan Abu Bakar membesukku dengan berjalan kaki. Keduanya menjengukku sedang aku dalam keadaan pingsan. Lantas Rasulullah berwudlu dan menuangkan wudlunya kepadaku sehingga aku siuman. Kemudian aku katakan, “Wahai Rasulullah, ” dan terkadang Sufyan menyebutkan “Hai Rasulullah (bukan Wahai namun Hai), bagaimana harus aku putuskan masalah hartaku? Dan bagaimana yang harus kuperbuat terhadap hartaku?” Jabir berkata, “Beliau tidak menjawabku dengan suatu apapaun hingga ayat tentang waris diturunkan.”

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengajari umatnya berdasarkan wahyu

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْأَصْبَهَانِيِّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ ذَكْوَانَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
جَاءَتْ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ الرِّجَالُ بِحَدِيثِكَ فَاجْعَلْ لَنَا مِنْ نَفْسِكَ يَوْمًا نَأْتِيكَ فِيهِ تُعَلِّمُنَا مِمَّا عَلَّمَكَ اللَّهُ فَقَالَ اجْتَمِعْنَ فِي يَوْمِ كَذَا وَكَذَا فِي مَكَانِ كَذَا وَكَذَا فَاجْتَمَعْنَ فَأَتَاهُنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَّمَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَهُ اللَّهُ ثُمَّ قَالَ مَا مِنْكُنَّ امْرَأَةٌ تُقَدِّمُ بَيْنَ يَدَيْهَا مِنْ وَلَدِهَا ثَلَاثَةً إِلَّا كَانَ لَهَا حِجَابًا مِنْ النَّارِ فَقَالَتْ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْ اثْنَيْنِ قَالَ فَأَعَادَتْهَا مَرَّتَيْنِ ثُمَّ قَالَ وَاثْنَيْنِ وَاثْنَيْنِ وَاثْنَيْنِ

(BUKHARI – 6766) : Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Abu’Awanah dari Abdurrahman bin Al Ashbahani dari Abu Shalih Dzakwan dari Abu Sa’id, bahwa seorang wanita menemui Rasulullah dan menyampaikan uneg-unegnya, “Wahai Rasulullah, orang laki-laki sudah biasa datang kepadamu dan menimba hadits, maka tolong berilah kami jatah harimu sehingga kami bisa menemuimu dan anda dapat mengajarkan kepada kami ilmu yang telah Allah ajarkan kepada anda.” Rasul mengiayakan dengan bersabda: “Boleh, berkumpullah kalian pada hari ini dan ini, di tempat si fulan dan fulan, ” maka para wanita pun berkumpul dan Rasulullah mengajari mereka ilmu yang telah Allah ajarkan kepada beliau. Kemudian Rasulullah mengatakan kepada para wanita itu: “Tidaklah salah seorang di antara kalian melahirkan tiga anak (yang shalih), kecuali ketiga anak itu akan menjadi penghalang neraka baginya.” Maka ada seorang wanita yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana kalau hanya dua?” Wanita itu mengulanginya hingga dua kali. Maka Rasulullah menjawab: “Sekalipun hanya dua, sekalipun hanya dua.”

Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ إِسْمَاعِيلَ عَنْ قَيْسٍ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ ظَاهِرُونَ

(BUKHARI – 6767) : Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Musa dari Ismail dari Qais dari Mughirah bin Syu’bah dari Nabi , beliau bersabda: “Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang tegar di jalan kebenaran hingga keputusan Allah datang kepada mereka, dan mereka selalu tegar dalam jalan kebenaran.”

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي حُمَيْدٌ قَالَ سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِي سُفْيَانَ يَخْطُبُ قَالَ
سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَيُعْطِي اللَّهُ وَلَنْ يَزَالَ أَمْرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ مُسْتَقِيمًا حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ أَوْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ

(BUKHARI – 6768) : Telah menceritakan kepada kami Ismail telah menceritakan kepada kami Ibn Wahb dari Yunus dari Ibn Syihab telah mengabarkan kepadaku Humaid berkata, aku mendengar Mu’awiyah bin Abu Sufyan berpidato dengan berkata, “Aku mendengar Nabi bersabda; “Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik, maka Allah menjadikannya pandai terhadap urusan agamanya, hanyasanya aku membagi sedang Allah Sang pemberi, dan keadaan umat ini akan terus senantiasa lurus hingga kiamat tiba, atau dengan redaksi, ‘hingga keputusan Allah tiba.”

Mengenai firman Allah, Atau Dia mencampurkan kepadamu golongan-golongan yang saling bertentangan

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ عَمْرٌو سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ
لَمَّا نَزَلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
{ قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ }
قَالَ أَعُوذُ بِوَجْهِكَ
{ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ }
قَالَ أَعُوذُ بِوَجْهِكَ فَلَمَّا نَزَلَتْ
{ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ }
قَالَ هَاتَانِ أَهْوَنُ أَوْ أَيْسَرُ

(BUKHARI – 6769) : Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Sufyan, ‘Amru berkata, “Aku mendengar Jabir bin Abdullah radliallahu ‘anhuma berkata, “Ketika diturunkan kepada Rasulullah ayat: ‘(Katakanlah, Dialah Allah yang mampu mengutus siksa kepada kalian dari atas kamu) ‘ (Qs. Al an’aam: 65), maka Rasulullah berdoa: ‘Aku berlindung dengan wajah-Mu, ‘(Atau dari bawah kakimu) ‘, Nabi berdoa: “Aku berlindung dengan wajah-Mu, ” maka dikala diturunkan: ‘(atau menjadikan kalian berkelompok-kelompok dan menjadikan sebagian di antara kalian merasakan keganasan sebagian yang lain) ‘, maka Rasulullah bersabda: “Perpecahan dan keganasan konflik ini lebih ringan, atau beliau katakan ‘lebih remeh.”

Perumpamaan suatu hukum dengan sesuatu yang telah Allah jelaskan hukumnya

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا أَصْبَغُ بْنُ الْفَرَجِ حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ امْرَأَتِي وَلَدَتْ غُلَامًا أَسْوَدَ وَإِنِّي أَنْكَرْتُهُ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَلْ لَكَ مِنْ إِبِلٍ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَمَا أَلْوَانُهَا قَالَ حُمْرٌ قَالَ هَلْ فِيهَا مِنْ أَوْرَقَ قَالَ إِنَّ فِيهَا لَوُرْقًا قَالَ فَأَنَّى تُرَى ذَلِكَ جَاءَهَا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ عِرْقٌ نَزَعَهَا قَالَ وَلَعَلَّ هَذَا عِرْقٌ نَزَعَهُ وَلَمْ يُرَخِّصْ لَهُ فِي الِانْتِفَاءِ مِنْهُ

(BUKHARI – 6770) : Telah menceritakan kepada kami Asbagh bin Al Faraj telah menceritakan kepadaku Ibn Wahb dari Yunus dari Ibn Syihab dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang laki-laki arab badui (nomade, primitive) mendatagi Rasulullah dan berujar, “Isteriku melahirkan bayi hitam pekat dan aku memungkirinya.” Maka Rasulullah bertanya: “Bukankah engkau juga mempunyai unta?” Ia menjawab, “Benar.” Nabi bertanya lagi: “Lalu, apa warnanya? ‘ Ia menjawab, “Merah.” Nabi bertanya lagi: “Bukankah di sana juga ada belang kecoklatan?” Si arab badui menjawab, “Betul, di sana ada belang warna coklat.” Nabi bertanya lagi: “Lantas dari mana warna itu datang?” Si arab badui menjawab, “Boleh jadi akar keturunan yang menurunkan warna itu, dan tidak memberi ruang untuk meniadakannya sama sekali.”

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ أَبِي بِشْرٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّ امْرَأَةً جَاءَتْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ إِنَّ أُمِّي نَذَرَتْ أَنْ تَحُجَّ فَمَاتَتْ قَبْلَ أَنْ تَحُجَّ أَفَأَحُجَّ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ حُجِّي عَنْهَا أَرَأَيْتِ لَوْ كَانَ عَلَى أُمِّكِ دَيْنٌ أَكُنْتِ قَاضِيَتَهُ قَالَتْ نَعَمْ فَقَالَ اقْضُوا اللَّهَ الَّذِي لَهُ فَإِنَّ اللَّهَ أَحَقُّ بِالْوَفَاءِ

(BUKHARI – 6771) : Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah dari Abu Bisyr dari Sa’id bin Jubair dari Ibn Abbas, bahwa seorang wanita menemui Nabi dan berujar, “Ibuku bernadzar untuk haji, hanya terburu meninggal dunia, bolehkah aku menggantikan hajinya?” Nabi menjawab: “Silahkan, berhajilah engkau untuk menggantikannya, bukankah engkau sependapat sekiranya ibumu mempunyai hutang, bukankah engkau yang melunasi?” Wanita itu menjawab, “Ya.” Lantas Nabi berkata: “Penuhilah hutang Allah, sebab Allah lebih berhak untuk dilunasi hutangnya.”

Ijtihad seorang hakim dengan hukum yang telah Allah turunkan

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا شِهَابُ بْنُ عَبَّادٍ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ حُمَيْدٍ عَنْ إِسْمَاعِيلَ عَنْ قَيْسٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَآخَرُ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

(BUKHARI – 6772) : Telah menceritakan kepada kami Syihab bin Ubbad telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Humaid dari Ismail dari Qais dari ‘Abdullah mengatakan, “Rasulullah bersabda: “Tidak boleh dengki kecuali dalam dua hal; Seseorang yang Allah beri harta, lantas ia mengelola perbelanjaannya dalam rangka kebenaran, dan seseorang yang Allah beri hikmah (ilmu) kemudian ia pergunakan untuk memutuskan masalah dan ia ajarkan.”

حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ
سَأَلَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ عَنْ إِمْلَاصِ الْمَرْأَةِ هِيَ الَّتِي يُضْرَبُ بَطْنُهَا فَتُلْقِي جَنِينًا فَقَالَ أَيُّكُمْ سَمِعَ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهِ شَيْئًا فَقُلْتُ أَنَا فَقَالَ مَا هُوَ قُلْتُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِيهِ غُرَّةٌ عَبْدٌ أَوْ أَمَةٌ فَقَالَ لَا تَبْرَحْ حَتَّى تَجِيئَنِي بِالْمَخْرَجِ فِيمَا قُلْتَ فَخَرَجْتُ فَوَجَدْتُ مُحَمَّدَ بْنَ مَسْلَمَةَ فَجِئْتُ بِهِ فَشَهِدَ مَعِي أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِيهِ غُرَّةٌ عَبْدٌ أَوْ أَمَةٌ
تَابَعَهُ ابْنُ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ الْمُغِيرَةِ

(BUKHARI – 6773) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad telah mengabarkan kepada kami Abu Mu’awiyah telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Ayahnya dari Mughirah bin Syu’bah berkata, “Umar bin Khattab pernah bertanya tentang imlash, yaitu perut seorang wanita yang sedang hamil dipukul agar janinnya keguguran. Umar tanyakan, “Siapa di antara kalian yang mendengar nabi bersabda tentang hal itu?” Aku menjawab, “Aku.” Umar bertanya, ‘Bagaimana menurutmu? ‘ Aku jawab, “Aku mendengar Nabi bersabda tentangnya, yaitu membayar sepuluh diyat yang nilainya setara satu budak atau satu hamba sahaya.” Umar lantas berkata, “Tolong kamu jangan pergi jauh-jauh hingga engkau membawaku penegasan yang kamu katakan!” Lantas aku keluar dan kutemukan Muhammad bin Maslamah, aku membawanya dan ia bersaksi bersamaku bahwa ia mendengar Nabi bersabda tentangnya, yaitu membayar sepuluh diyat yang senilai satu budak atau hamba sahaya.” Hadits ini diperkuat oleh Ibn Abu Az Zinad dari ayahnya dari Urwah dari Mughirah.

Sabda nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Sungguh kalian akan mengikuti jejak-jejak orang sebelum kalian

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِي بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ فَقَالَ وَمَنْ النَّاسُ إِلَّا أُولَئِكَ

(BUKHARI – 6774) : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami Ibn Abu Dzi’b dari Al Maqburi dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, dari Nabi bersabda: “Hari kiamat tak bakalan terjadi hingga umatku meniru generasi-generasi sebelumnya, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Ditanyakan, “Wahai Rasulullah, seperti Persi dan Romawi?” Nabi menjawab: “Manusia mana lagi selain mereka itu?”

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ الصَّنْعَانِيُّ مِنْ الْيَمَنِ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

(BUKHARI – 6775) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Aziz telah menceritakan kepada kami Abu Umar Ash Shan’ani dari Yaman dari Zaid bin Aslam dari ‘Atha bin Yasar dari Abu Sa’id Al Khudzri dari Nabi , beliau bersabda: “Sungguh, engkau akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian, sehasta demi sehasta, sejengkal demi sejengkal, hingga kalaulah mereka masuk liang biawak, niscaya kalian mengikuti mereka.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, Yahudi dan nasranikah?” Nabi menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?”

. . . . . . . . .

. . . . . . . . .

. . . . . . . . .

Back to Top

Pos ini dipublikasikan di Hadits. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar